ript Lebahnya sebagai berikut :

Minggu, 07 April 2013

ENDOMETRITIS A. PENGERTIAN - Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994). Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I.B. G., 1998).- Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan. B. ETIOLOGI Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya adariwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab lainnya dariendometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan.(Taber, B. 1994).Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:- Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.- Pecahnya ketuban berlangsung lama.- Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.- Teknik aseptik tidak dipatuhi.- Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).- Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.- Kelahiran secara bedah.- Retensi fragmen plasenta/membran amnion C. KLASIFIKASI Menurut Wiknjosastro (2002),- a. Endometritis akuta Terutama terjadi pada masa post partum / post abortum.Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9, sehinggaendometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9. Endometritis post abortumterutama terjadi pada abortus provokatus.Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada pemeriksaanmikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkanendometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas secara khusus.Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya nyeri pada perabaan.Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atauabortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterinedevice) ke dalam uterus, dan sebagainya.Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akut tetap berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen padaumumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisanfungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting adalah berusaha mencegah, agar infeksi tidak menjalar.Gejalanya : -Demam -Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar flour yang purulent -Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi. -Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri Terapi : -Uterotonika. -Istirahat, letak fowler. -Antibiotika. -Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carsinoma. Dapat diberiestrogen.- b. Endometritis kronika Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat, oleh karena itu infeksi yang tidak dalammasuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisanfungsional darn endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu jugaditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.Gejala-gejala klinis endometritis kronika adalah leukorea dan menorargia.Pengobatan tergantung dari penyebabnya.Endometritis kronis ditemukan: 1. Pada tuberkulosis. 2. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus. 3. Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri 4. Pada polip uterus dengan infeksi. 5. Pada tumor ganas uterus. Pada salpingo ± oofaritis dan selulitis pelvik.Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-tengah endometrium yang meradangmenahun.Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vilikorealis di tengah-tengah radang menahun endometrium.Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan danorganisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.Endometritis kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda asingatau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri. Gejalanya : -Flour albus yang keluar dari ostium. -Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.Terapi : -Perlu dilakukan kuretase. D. GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokhea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkankenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis yang tidak meluas penderita pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari ke 3 suhumeningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun, dandalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali, lokhea pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal yang terakhir ini tidak boleh menimbulkananggapan bahwa infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokheayang sedikit dan tidak berbau.Gambaran klinik dari endometritis: -nyeri abdomen bagian bawah. -Mengeluarkan keputihan (leukorea). -Kadang terjadi pendarahan. Dapat terjadi penyebaran. - Miometritis (pada otot rahim). - Parametritis (sekitar rahim). - Salpingitis (saluran otot). - Ooforitis (indung telur). - Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses.(Manuaba, I. B. G., 1998) Menurut Varney, H (2001), tanda dan gejala endometritis meliputi: - Takikardi 100-140 bpm. - Suhu 30 ± 40 derajat celcius. - Menggigil.- - Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral. - Peningkatan nyeri setelah melahirkan. - Sub involusi. - Distensi abdomen. -Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk, mengandung darah seropurulen. - Awitan 3-5 hari pasca partum, kecuali jika disertai infeksi streptococcus. - Jumlah sel darah putih meningkat. E. PATOFISIOLOGI Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan waktusingkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuandarah menjadi nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehatterdapat lapisan terdiri atas lekosit-lekosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometriumdapat dilampaui dan terjadilah penjalaran F. KOMPLIKASI - Wound infection- Peritonitis- Adnexal infection.- Parametrial phlegmon- Abses pelvis- Septic pelvic thrombophlebitis. G. PENATALAKSANAAN - Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi. Evaluasiklinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yangdiisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.- Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambahterapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut.Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.- Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau post partum.- Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.- Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yangtertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasentayang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dansalpingo ± oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas melampauiendometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagalginjal) ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” P10001 POST PAARTUM HARI KE-3 DENGAN ENDOMETRITIS Di BIDAN PRAKTEK MANDIRI NY SUPRIH Amd.Keb JOMBANG I.Pengkajian Data A. Data Subyektif Tanggal Pengkajian :01 Januari 2012 Jam :06.30 WIB 1. Biodata/Identitas Nama :Ny ”S” Nama Suami :Tn “W” Umur :20 tahun Umur :29 tahun Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Agama :Islam Agama :Islam Pendidikan :SMA Pendidikan :SMP Pekerjaan :Tidak Bekerja Pekerjaan :Wiraswasta Alamat :G.Malang 1 Alamat :G.Malang1 2. Status Perkawinan Istri Suami Perkawinan ke : 1 1 Umur Kawin : 19 tahun 22tahun Lama Kawin : 1tahun 1tahun 3. Keluhan Utama Ibu mengatakan menegeluarkan darah banyak dan berbau sejak dua hari yg lalu 30 Des 2012. 4. Riwayat Kebidanan a. Riwayat Menstruasi • Menarche :12 tahun • Lamanya :7 hari • Banyaknya :1-3 hari=1 kotex penuh, 4-7hari=1/2 kotex • Siklus :28hari • Warna :merah tua • Bau :Anyir 5. Riwayat persalinan dan Nifas Pada tanggal 29Desember 2012 jam 01.55 wib telah melahirkan bayi perempuan, lahir normal di tolong oleh bidan, bayi langsung menangis keras, dengan berat badan 2700gram dan panjang badan 48 cm. • Nifas Ibu mengatakan setelah persalinan darahnya semakin banyak dan berbau. • ASI Diberikan sejak lahir. 6. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang menular seperti penyakit kuning, HIV/AIDS, penyakit menahun seperti jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit menurun seperti kencing manis, sesak nafas. Serta tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ayah maupun ibu. 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang menular seperti penyakit kuning, HIV/AIDS, penyakit menahun seperti jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit menurun seperti kencing manis, sesak nafas. Serta tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ayah maupun ibu. 8. Riwayat KB Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat Kontrasepsi 9. Pola Kebiasaan Sehari-hari - Eliminasi Ibu mengatakan 1X BAB dari melahirkan sampai sekarang. Konsistensi lunak warna kuning. BAK 3-4x sehari dengan warna kekuningan, bau khas. - Nutrisi Makan 3x sehari dengan komposisi 1 porsi nasi dan tempe. Minum 4-5 gelas perhari. - Personal Hygiene Ibu mengatakan mandi 2X sehari. - Mobilisasi Ibu mengatakan setelah melahirkan sampai sekarang hanya terlentang setengah duduk di tenpat tidur. • Riwayat budaya Ibu mengatakan setelah proses persalinan sampai sekarang selalu menggunakan stagen dan melakukan budaya tarak. A. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum KU : Lemas Kesadaran : composmentis Keadaan emosional : stabil TD : 90/60 mmHg S : 39,5 0C N:110x/menit TB : 153,5 cm RR : 28 x/menit Lochea : Purulenta 2. Pemeriksaan khusus a) Inspeksi - Mata : Skela tidak ikterus, sklera tidak anemis. - Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis - Payudara : ASI sudah keluar, tidak ada bendungan yang abnormal, puting susu bersih dan menonjol. - Genetalia : Vulva tidak varises, tidak nampak odema terdapat pengeluaran darah yang berbau. - Anus : Tidak hemoroid. - Ekstremitas : Simetris, tidak ada odema b) Palpasi - Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis - Payudara : Tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan - Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada abdomen, Uterus membesar, nyeri dan lembek. - Ekstermitas : Tidak ada odem. c) Auskultasi Dada :tidak terdengar wheezing maupun ronchi Perut : Bising usus 16x permenit d) Perkusi Reflek patella (+)/(+) II. INTERPRETASI DATA Diagnosa : Ny “S” P1001 Post Partum hari ke 3 dengan endometritis Ds : ibu mengatakan mengeluarkan darah banyak dan berbau Do : KU : Lemas Kes : Composmentis TTV : TD: 90/60 mmHG Lochea:Purulenta S :39,5 C N : 110 x/m RR:28x/m Masalah : Ibu merasa cemas dengan keadaan seperti ini Kebutuhan : - Penjelasan tentang keadaan saat ini - Kolaborasi dg dr Obgyn III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH Endometritis IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA -Kolaborasi dg Sp Obgyn -Rujuk V. INTERVENSI Diagnosa : Ny “S” P1001Post Partum hari ke 3 dengan endometritis Tujuan : Setelah dilakukan ashan kebidanan selama 1x24 jam diharapkan keadaan ibu lebih baik, dan cepat mendapatkan penanganan yang lebih optimal . Kriteria : - Keadaan umum : Baik - Kesadaran : Composmentis - TTV normal T : 110/70 – 120/80 mmHg N : 80 – 100 x/menit RR : 16 – 20 x/menit S : 36,5 – 37,5 0C Intervensi 1.Jelaskan kepada Ibu tentang keadaannya saat ini R: Agar Ibu tahu tentang keadaan yang terjadi pada dirinya saat ini 2.Anjurkan Ibu untuk menjaga kebersihan diri dan alat vitalnya R: Mencegah penyebaran kuman lebih lanjut 3.Observasi TTV R:Deteksi dini terjadinya komplikasi 4.Beri Analgesik R:Mengurangi rasa nyeri pada ibu VI. IMPLEMENTASI Tanggal : 1 Januari 2012 Jam : 07.00 WIB Hari/Tgl/Jam 1 Januari 2012 07.00 WIB 1.Menjelaskan kepada Ibu tentang keadaannya saat ini , Ibu mengalami infeksi endometrium 2.Menganjurkan kepada Ibu untuk menjaga kebersihan alat vitalnya , membasuhnya dari depan kebelakang setelah BAB atau BAB. 3.Melakukan Pemeriksaan TTV ulang TD:90/60 mmHg S:39,5 C N:100x/m RR:26 x/m 4.Memberi obat analgesik dan antibiotik sementara sebelum dirujuk ke RS Antalgin Paracetamol Amoxilin TTD VII. EVALUASI Tanggal 1 Januari 2012 Jam : 08.00 WIB S : Ibu mengatakan masih merasa nyeri dan mengeluarkan darah yang banyak serta berbau O : Ibu mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh petugas A : Ny “S” P1001Post Partum hari ke 3 dengan endometritis P : - Persiapan Rujukan ke RS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar